Kursi dan Dorongan Tanpa Lelah



Kursi dan Dorongan Tanpa Lelah
9 July 2016
Hari ini puasa ke 3, dan gua seperti puasa tahun lalu, taraweh ditempat swadaya, namun ada yang berbeda dengan tahun lalu, nggk ada kejadian yang gua anggap sebagai kejadian yang luarbiasa, dan langka,

Kejadian apa itu ?

Kejadian itu mengajarkan gua tentang kehidupan yang tulus dan indah, kejadian yang nggk akan gua lupakan seumur hidup,

Kejadiannya waktu itu adalah, ada seseorang yang sangat luar biasa dia umurnya jauh dibawah gua, kisaran umur kelas 1 SD, dan entah itu ayah/om-nya yang mengalami disabilitas (saya anggap saja ayahnya), ya kakinya nggk bisa dibuat berjalan dia memakai kursi roda, untuk pergi kemana-mana, termasuk ke masjid untuk taraweh,

Waktu itu gua melihat pertama kali ketika beliau sholat dibawah duduk dikursi roda dengan khusuknya, kebetulan masjid itu berlantai 2 dan untuk sholat harus keatas dan naik tangga terlebih dahulu,

Tapi beberapa hari kemudia gua melihat dia sedang sholat diatas tapi tidak bersama jamaah lainya tapi dia diluar masjid/dipelataran masjid, bersama dengan seorang anak yang tulus dan tidak merasakan beban dan malu,dalam dirinya,

Pada keesokan harinya gua melihat anak itu didepan shaf gua, gua berfikir mungkin ayahnya nggk sholat jadi dia didepan shaf nggk bersama ayahnya, tapi ternyata tidak ketika gua salam gua melihat ada seseorang yang duduk dibelakang dipelataran masjid, ternyata ayahnya dibelakang dan sang anak didepan,

Ternyata ayahnya yang menyuruh anak itu untuk gabung bersama jamaah lainya, sementara sang ayahnya tetap dipelataran masjid, oh iya untuk sholat isya biasanya sang anak itu mendapatkan shaf didepan maklum orang Indonesia itu melihat shaf kosong itu bukan diisi melaikan dibiarkan saja, hanya sebagaian orang yang sadar kalo shaf itu kewajiban sholat, Jadi gua maklum saja kalo dia semakin maju apalagi kalo udah menjelang ramadhan pertengahan bulan, semakin sepi saja masjid,

Namun hal yang nggk gua bayangkan terjadi lagi,

Ketika kita semua sudah selesai dengan sholat isya sang anak mundur kebelakang untuk menemani sang ayah, mungkin dia tidak nyaman ketika membiarkan sang ayah sendirian dalam malu, tapi ternyata nggk cuma berenti disana saja,

Ketika kita sudah selesai berdoa sang anak dengan sigap siap melaksanakan sholat sunnah ba’da isya bersama sang ayah, setelah selesai gua yang kebetulan ada dibelakang bisa melihat kejadian ini dengan jelas,

Ketika bilal mengumandangkan ajakan untuk sholat taraweh sang anak kembali ke shaf depan dengan sebelumnya berbicara didekat telinga sang ayah, mungkin dia ijin dengan ayahnya untuk maju ke depan,

Diapun maju kedepan bukan kedepan shaf lagi ternyata dia sengaja pilih yang paling belakang agar tetap bisa melihat sang ayah ketika salam, percaya nggk setiap salam sang anak itu menatap belakang untuk melihat ayahnya, seperti berbicara dengan ayahnya dia meihat belakang dan ngucap beberapa kalimat diusul gerakan tangan, dan dibalas dengan gerakan sang ayah yang sepertinya menyuruh untuk anak tetap sholat bersama barisan shaf jamaah,

Dikala tertentu si anak sholat disebelah sang ayah diluar shaf dan diluar masjid, entah kenapa hati gua terasa sangat malu dan tersenyum bahagia liat pemandangan ini,

Dikala pulang ini juga menurut gua keren banget,

Dia pulang dengan senang dan tenangnya, perjalanan nya nggk semulus yang diharapan ada tanjakan yang kisaran tinggi, disini gua terharu ketika ngeliiat ini bocah ndorong kursi roda ayahnya dengan kekuatan penuh, waktu itu gua heran kok nggk ada orang yang mau membantunya, pas gua pengen bantu tapi gua mengurungkan niat itu karena ada beberapa hal yang gua pahami itu nggk baik kalo gua bantu, gua berfikir kalo gua bantu nanti semakin nggk enak itu sang ayah, gua tau gimana rasanya malu itu luar biasa dan gua membiarkannya untuk menjaga kehormatan sang ayah didepan sang anak, dan gua tau itu,

Gua jadi teringat dulu ketika ada tetangga gua yang malu dengan wajah orang tuanya, ketika itu ibunya nggk boleh ke sekolah untuk keperluan apapun itu, yang dibolehkan ke sekolah adalah sang ayah, dan anaknya bilang dia malu punya ibu seperti ibunya yang dia bilang punya wajah jelek,

Entah gimana kabarnya apakah masih seperti itu atau nggk semoga saja nggk,

Pelajaran yang gua dapet dari kejadian ini adalah ;

Cinta yang tulus itu sangat indah, anak yang sholeh itu lebih berharga dibanding apapun di dunia ini, dan semoga gua mendapatkan anak-anak sholeh dan berbakti pada orang tua, dan bangga akan ayahnya yang seperti ini, #aamiin”

Komentar

Postingan Populer