Doa Dari Sang Penipu

Doa dari sang penipu

Kemarin ada thread tentang all abaut Indonesia, intinya sih bagaimana kehidupan dan sifat yang Indonesia banget, dan sensitive sih, ada satu hal yang membuat geli diartikel itu tertulis bahwa jika ingin menyumbang lihat-lihat lah dahulu kebanyakan sekarang orang penipu semua yang disumbangkan itu, jadi inget sebuah cerpen pendek kelas 2 tentang “Doa dari seorang penipu” cerpen atau novel saya juga lupa tapi benar-bener membuat saya bingung sebelumnya dan sampai kurang lebih perlu 10tahun lebih agar bisa menjawab dan menemukan makna dari cerpen ini, dan alhasil emang keren nih ini cerpen terkesan nyeleneh tapi ada makna yang sangat besar didalamnya, pokonya keren deh,

Kalo nggk salah ceritanya sih begini ;
“ … ada seorang lelaki berumur agak tua bertamu ke rumah pak umar, lalu sambil membawa map dan surat-surat lelaki tua itu menyodorkannya ke pak umar seraya memina sumabangan dan sedikit bercerita bahwa dia orang dari jauh dan tidak mempunyai uang untuk puang kerumahnya, seraya tersenyum pak umar memberikan uang sumbangan plus ongkos pulang lelaki tua itu, dan lelaki itu pergi dengan membawa uang pak umar seraya berdoa, cukup lama dan terlihat bersunguh-sungguh, doa selesai mereka mengucap “aamiin” secara bersama, lelaki itu pergi dengan doa yang terlihat tulus, 

skip ~

Menjelang sore pak umar pergi ke pasar untuk membeli keperluan keuarganya, dan sangat kebetulan pasar itu berdekatan dengan stasiun, mungkin “jodoh” pak umar bertemu dengan lelaki tua itu lagi, disini lelaki tua itu terihat kikuk sekali dan terlihat menghindar lalu pergi ke bus yang sedang jalan entah kemana, pak umar pun menganggap bahwa lelaki itu pasti pulang ke rumahnya yang jauh itu, pak umar melanjutkan belanja ke toko langgananya, di toko itu ada kerumunan orang sedang membicarakan ada penipuan berkedok sumbanga, seraya milih-milih barang pak umar mendenar percakapan mereka,

Inti dari percakapan mereka bahwa ada lelaki yang minta sumbangan dan ingin pulang nambun tidak memiliki ongkos, dan mereka menduga bahwa benar itu adaah penipuan, dan hanya dua orang saja yang memberikan sumbangan itu sisanya tidak memberikan, salah satu mereka bertanya kepada pak umar apa ada orang yang meminta sumbangan dirumah bapak ? seraya tersenyum pak umar berkata “iya memang ada”, bapak kasih ? “iya saya kasih, plus ongkir untuk pulang ke rumahnya” mereka menatap tajam pak umar seraya kasian, bapak ditipu itu, seraya tersenyum lagi pak umar berkata “iya, saja juga tau kok, dari gelakat orang itu saya tau saya akan ditipu, tapi pernahkan anda semua berfikir bahwa Tuhan itu tidak akan pernah tertipu ?” mereka diam dan kebingungan dengan jawaban pak umar, maksudnya pak ?, pak umar menatap semua orang “iya, saya tau dia menipu saya, tapi saya ikhlas dalam sumbangan itu, saya ridho bahkan dia sempat mendoakan saya, saya sangat berterikasih akan doainya itu, saya tidak menipu Tuhan soal uang sumbangan saya itu saya ikhlas, Tuhan pasti tau akan hal itu, jadi apakah doa dan sumbangan saya itu ditolak oleh Tuhan ? hanya karna doa dari sang penipu ? doanya itu baik Tuhan pasti senang bukan? lalu apa bedanya dengan dia saya juga penipunya, iya saya penipunya karna saya biang padanya saya percaya dia orang jauh dan saya percaya akan sumbangan palsunya itu, dan saya mendoakan agar dia kembali kejalan yang benar dan tidak menipu lagi ? saya juga mengelabuhinya ?, semua tercengan dengan jawaban pak umar seraya merenung jauh, pak umar pun menutup jawabanya dengan kalimat “manusia itu dilahirkan dengan sikap takut, diantaranya takut tertipu tapi apakan niat sedekah mu itu terlalu kecil hingga dikalahkan oleh rasa takutmu itu ? lalu jika begitu sampai kapan kau akan sedekah ? didunia ini pun hanya tipuan,

Dari cerita keren itu saya bisa menarik makna, diantaranya ;
Jika kalian ingin bersedekah atau berbagi, berbagilah dengan ikhlas dan menghilangkan curiga, bukan kepada siapa kita memberikan sedekah itu tapi rasa ikhlas kita lah yang dipertanyakan sekarang, jika pun sedekah kita itu diberikan kepada orang yang tidak tepat, apa nilai sedekahmu itu berkurang ?
Ingat kembali Tuhan itu tidak bisa ditipu,

Thread itu saya buat untuk agan yang masih curiga kepada pemulung/minta-minta/atau orang lain, coba hilangkan rasa curigakan itu, semua orang akan terlihat tidak pantas diberikan sedekah agan kalo agan masih ada sifat curiga, mungkin itu yang dinamanakan ikhlas, ikhlas seperti melepas buang air, tidak dikenang lagi, dan tidak memikirkan lagi,
Jika agan masih saja curiga mau sampai kapan ? so sedekah lah sepantasnya, jika kita masih ragu berikan lah sedikit mungkin, itu tidak akan mengurangi kekayaan agan bukan ? dan pahalanya pasti ada, dari pada curiga hanya akan menambah dosa gan,

Semoga thread kurang rapi ini membuka mata pengetahuan dan bermanfaat gan,
Makasih

Sugeng Waluyo


14 Juni 2015

Komentar

Postingan Populer