Ketika uang menjadi dewa
![](https://www.carajadikaya.com/wp-content/uploads/2016/09/murid-sekolah_20151112_104930.jpg)
Ketika
pendidikan berubah menjadi penjajahan,
06 Juni 2016
Dulu ketika gua sekolah, sekolah gua yang
kebetulan swasta itu memiliki visi dan misi yang terpampang jelas dan besar
disetiap kantor guru, disana isinya kurang lebih untuk mewujudkan kecerdasan
bangsa dan mengabdi untuk negara, dan mengubah kebodohan dan berjalan dijalan
Allah, intinya mereka melakukan ini semua untuk umat,
Tapi ternyata dilapangan berbeda, tujuan
awal memang begitu indah, begitu mempesona dan menggiurkan kepala dan bibir untuk
berucap takjub dan bangga,
Dilapangan semua berubah, semua tak sama
dan semua gila, visi misi hanya jadi
pajangan menemani foto kepala negara dan wakilnya yang sering hilang entah
kemana,
Mereka seperti mengubah haluan kapal yang
tadinya untuk pendidikan menjadi ladang bisnis yang menggiurkan karena bisa
mengayakan,
Pendidikan tidak lagi siswa, guru dan papan
tulis berserta tugas, tapi disana ada uang yang diam – diam berjalan keluar
dari kantong kantong lesu orang tua murid, yang mau tidak mau harus membayar
renternir ilmu,
Belajar mengajar sekarang ditentukan oleh 2
sosok momok menakutkan, pertama ulangan dan yang ke dua, bulanan,
Yang lebih miris lagi bulanan itu hanya
sampingan dari sekian banyak uang-uang siswa yang diminta setiap ada ulangan
kecil – kecilan, ulangan bayaangan, bayanan yang terlihat jelas uangnya dan
tidak tau kemana makdunya,
Kau bisa saja naik kelas terus asalkan
bulanan mu itu mulus, dan tidak ada tunggakan, jika perlu tambahkan sedikit
untuk memperhalus jalan mu,
Sepintar apapun kalian jika kau tidak bisa
membayar, ijasah mu akan disegel oleh pihak sekolah,
Sadar mereka mendirikan bangunan ini butuh
biaya, untuk membayar guru itu juga butuh biaya, dan untuk memeberisihkan
toilet guru yang wangi itu juga butuh biaya besar, jangan kau pikir ini gratis !!!
Lalu ada petanyaan jika kau takut rugi,
jangan buat sekolahan ?
Lalu dia jawab dengan lantang, jika kau tak
punya uang jangan sekolah disini,
Sementara di ujung selatan sana, anak –
anak yang jarang sekali sekolah mengingin kan gurunya untuk kesana lagi,
mengajar lagi walaupun mereka tidak bisa membayar , guru itu tetap datang tapi
sekarang tidak datang lagi kareng guru itu sudah mati,
Sementara dikota guru itu tidak mati, hanya
mati matahatinya, tidak melihat siswa itu seperti mutiara yang siap untuk
dirawat dan dipoles tapi melihat orang tua murid seperti dompet yang kebanyakan
uang,
Siswa dipisahkan dan dikotakan sesuai
sepatu, tas, dan kecantikanya, bukan disamaratakan karena status siswanya,
melaikan dikotak-kotakan setolol apa mereka,
Ketika tengah bulan mengadakan ulangan
harian jika harian sudah kemarin dilaksanakan maka dia buat ulangan bulanan
jika bulanan sudah maka dia buat terus ulangan sampai ulangan bu-alan,
Remedial hanya untuk mereka yang kurang
beruntung saat ulangan, yang hanya menggangu istirahat guru saja,
Ketika pendidikan berubah menjadi
penjajahan, maka disana yang ada hanya bualan omong kosong kepala sekolah dan
kepala yayasan,
Komentar
Posting Komentar